Baca Novel : Mbarep Tunggal (Keluarga Jawa) – SimpleMan

MBAREP TUNGGAL, dalam bahasa jawa, berarti anak pertama dan satu2nya, namun, di keluarga saya, kalimat ini berbeda, memiliki makna yg lain yg sudah di percaya turun temurun bahkan sejak jaman Trah Tumerah yg dalam silsilah keluarga jawa sebagai nenek moyang pertama

mulai dari sini, cerita ini akan sy buka, dengan satu kisah yg selama ini selalu sy pikirkan

apa hubunganya GETIH ANGET dengan MBAREP TUNGGAL dalam silsilah keluarga sy?

konon, sy bukan satu2 nya orang yg terlahir dengan anugerah seperti ini, karena sebelum sy lahir, sudah ada yg mendapatkan hakekat sebagai Getih anget yg sekaligus menyandang nama sebagai “MBAREP TUNGGAL” yg begitu di agung2kan keluarga sy, beliau adalah sepupu dari Bu Desy.

sy memanggilnya dengan nama “Mas Didik” dan kisah ini, akan sangat amat behubungan dengan beliau. kenapa “MBAREP TUNGGAL” begitu di agung2kan oleh keluarga sy, begini ceritanya.

saat itu, keluarga besar sy merupakan 1 dari 6 orang pertama yg tinggal di desa ini, tidak mudah waktu itu untuk tinggal disini, karena tanah disini sangat sengak, dan bila di lihat oleh orang biasa
tanah disini akan membuat begidik ngeri, sebaliknya, mereka yg bisa melihat tanah ini, akan tau, bahwasanya, tanah disini masih mengandung nilai mistis yg luar biasa hebat, sebegitu hebatnya hingga butuh persiapan yg matang untuk membuka sepetak lahan, karena itu, desa ini dulu, di panggil dengan DESA BANGSA LELEMBUT.

kakek sy lah yg pertama membangun lahan disini, karena itulah, beliau sangat di segani bahkan menjadi salah satu tetua yg selalu di mintai tolong bila terjadi apa2.

namun, kita tidak akan menceritakan desa ini, karena yg akan kita ceritakan adalah fenomena MBAREP TUNGGAL yg ada di dalam keluarga besar sy.
Saat itu, keluarga sy masih menganut Aminisme meskipun kami adalah muslim, namun muslim di jaman itu sangat berbeda dengan muslim di jaman sekarang, bukan kami tidak melaksanakan sholat, kami masih melaksanakan sholat namun kami tidak menahui apa itu ajaran islam yg sebenarnya,

karena itulah, ajaran kejawen dan aminisme yg kuat, membuat kami mengaggungkan peninggalan leluhur kami, salah satunya, sesajen setiap malam khusus yg akan di beritahukan oleh mereka yg mendapat kehormatan sebagai MBAREP TUNGGAL di keluarga kami.

agar kalian tidak bingung, akan sy jelaskan sekali lagi, bahwa MBAREP TUNGGAL memiliki makna yg berbeda di dalam keluarga besar sy.

MBAREP TUNGGAL bukan tentang anak pertama dan satu2nya, melainkan, seorang anak yg di percaya dapat berkomunikasi dengan nenek moyang kami agar kelak, keluarga besar kami di jauhkan dari yg namanya BALAK BESAR, karena jaman itu, ilmu hitam hampir di miliki setiap keluarga besar, sekaligus untuk menghindari keluarga besar lain yg mungkin menyimpan dendam dengan keluarga besar kami.

masalahnya, MBAREP TUNGGAL di percaya hanya turun pada anak pertama, dan seorang MBAREP TUNGGAL hanya bisa di kenali, dengan MBAREP TUNGGAL yg lain, disinilah titik masalahnya terjadi, karena, MBAREP TUNGGAL hanya ada dalam satu generasi, karena merujuk pada satu kalimat TUNGGAL yg berarti “satu”.

disinilah masalah itu muncul ketika sy lahir sebagai MBAREP TUNGGAL, di keluarga besar sy ini, karena konon, ketika pak de No melihat dan mengatakan bahwa sy jg adalah MBAREP TUNGGAL, beliau kaget, lebih ke arah bingung, 12 tahun sebelum sy lahir, MBAREP TUNGGAL sudah di sandang oleh anak lain,

dan bagaimana mungkin dalam satu generasi waktu jawa, ada 2 MBAREP TUNGGAL dalam keluarga ini, hal ini segera menjadi masalah serius keluarga besar sy, karena bila tidak segera di ambil keputusan, hal ini hnya akan menimbulkan sangketa permusuhan sesama keluarga

dan katakutan itu, rupanya menjadi kenyataan. namun, kisah ini akan sy ceritakan detailnya, dari sudut pandang informasi yg sy dapat dari sepupu terdekat sy, mas Akhiyat. beliau menjadi saksi peristiwa yg tidak dapat sy inget, karena konon, sy memang sengaja di sapai (hilangkan)

awalnya tidak ada yg tau bila sy adalah MBAREP TUNGGAL, karena sy lahir di rumah sakit, jaman itu, kebanyakan anak2 di desa sy hanya mengandalkan dukun beranak, dan ada satu dukun yg sudah di percaya oleh keluarga besar sy, beliaulah yg memiliki pengetahuan tentang weton serta keistimewaan seorang anak yg baru lahir,

beliau juga lah yg dulu 12 tahun sebelum gw lahir telah menetapkan anak yg akan melanjutkan tradisi keluarga sudah lahir. hal ini, menjadi suka cita di keluarga gw, dia adalah “mas Didik”
sebelum mas Didik, MBAREP TUNGGAL di sandang oleh pak de No yg merupakan generasi dari bapak.

pak de No adalah kakak kandung dari bapak, dan sejak kecil beliau memang paling berbeda, bisa di katakan, dewasa sebelum waktunya.

seperti de No, mas Didik juga memiliki perbedaan mencolok bahkan lebih condong ke mengerikan, bahkan beberapa warga desa gw menganggap mas Didik itu anak yg aneh, gemar bermain sendiri dan tidak suka berkumpul dengan anak seusianya,

namun yg membuat semua orang takut adalah ketika mas Didik meramalkan bahwa aka nada sebuah keluarga yg meninggal dengan cara ganjil.


Leave a Comment